Monday, March 2, 2009

Danau Ranau


Sebuah danau yang indah namun kurang dikelola dengan baik, itulah yang ada dalam pikiran kebanyakan orang yang berkunjung dan melihat keindahan Danau Ranau untuk pertama kali. Danau Ranau memang sebuah danau yang cantik, eksotis dan dari sudut manapun Danau Ranau terlihat indah. Terdapat di selatan provinsi Sumatera Selatan, tepatnya di kabupaten OKU selatan, Danau Ranau mudah dicapai melalui jalur Muara dua jika anda dari daerah Baturaja, Palembang atau Martapura, dan melalui jalur Lampung barat jika anda datang dari daerah Lampung, atau dari daerah Jawa. Untuk transportasi umum tidak begitu sulit, jika anda dari daerah Jawa, ada tiga armada yang melayani rute Jawa-Ranau, yaitu po.Ranau Indah (RI), po.Putra sulung dan po.Ranau Cepat. Di Jawa, tiga armada tersebut mempunyai loket di terminal Bekasi, Pinang ranti, Kalideres, Bitung, Serang, dan untuk Ranau Indah, baru-baru ini membuka loket perwakilan di daerah Tanah Abang. Sedangkan dari daerah Palembang, ada po.Sejiwa yang juga melayani jurusan Ranau-Palembang. Daerah sekitar Danau Ranau disebut daerah Ranau, dan penduduk nya juga disebut marga Ranau, yaitu marga yang mempunyai kemiripan bahasa dan adat istiadat dengan marga asli Lampung, dan bahasanya satu rumpun dengan bahasa Lampung, Komering, dan juga marga Daya. Penduduk Ranau mayoritas petani, penghasilan utama mereka adalah dari sektor pekebunan seperti sayur-sayuran, kopi, lada dan persawahan. Adat istiadat asli Ranau juga masih bisa kita rasakan apalagi dalam acara pernikahan, dimana dari tata cara dan pakaiannya masih sangat kental ke Ranau an nya. Sebelum telepon seluler (Hp) masuk Ranau, di desa-desa yang masih asli terutama daerah batang ribu, seperti didesa Sukamarga, adat sesiahan masih bisa kita temui. Sesiahan dalam arti harfiahnya adalah bisik-bisikan adalah media komunikasi antar pemuda pemudi di malam hari, disebabkan jika datang langsung kadang-kadang masih merupakan hal yang belum lazim. Cara nya seorang pemuda mendatangi rumah gadis, biasanya rumah panggung, lalu dia mencari celah yang bisa dipergunakan untuk mengobrol, dan melalui celah itulah mereka mengobrol melepaskan kerinduan mereka, dikarenakan sudah adat kebiasaan, maka masarakat desa tersebut maklum jika ada pemuda di malam hari berada di bawah rumah yang terdapat anak gadis, namun sayang nya dikarenakan saat ini telepon sudah memasyarakat, maka adat sesiahan sudah sulit kita temui. Adat yang lain yang tak kalah menarik perhatian adalah adat sebambangan, yaitu adat menculik gadis dalam hal ini dilakukan atas dasar suka sama suka, lalu sang gadis dibawa ke rumah pemuda, atau ke salah satu rumah familinya. Sebambangan dilakukan karena sang pemuda ingin menikahi gadis tersebut, biasanya karena ingin menikah cepat tanpa proses lamaran yang rumit atau juga karena pihak keluarga sang gadis ada yang kurang setuju. Cara mendapatkan sang gadis pujaan untuk dinikahi melalui sebambangan 80% berhasil, karena pihak keluarga pemuda jika ada gadis dibawa kerumahnya dengan niat sebambangan maka mereka akan mempertahankan gadis itu semampu mereka dengan prinsip tak gadis turun jika belum nilah atau minimal ada penyelesaian kearah itu, sebab harga diri keluarga terutama pemuda yang mengajak sebambangan yang dipertaruhkan.
Kembali ke masalah danau Ranau, danau Ranau adalah danau kebanggaan masyarakat sumatera selatan, dan jika pada akhir tahun, di danau Ranau sering mengadakan festival danau Ranau yang menampilkan kesenian, pameran produk asli dan aneka hiburan. Selain haj-hal tersebut diatas, danau Ranau dengan penduduknya menyimpan kekhasan yang lain, yang insyaAllah akan saya tulis dalam posting selanjutnya. Terima kasih, sampai ketemu lagi.
Salam.
Eska Sudrajad.

Meranai Ranau.

No comments: